Kamis, 05 Maret 2009



Juliana Uktolseja (75), dikenal sebagai oma penjual kue di Universitas Kristen Petra. Oma adalah seorang yang walaupun sudah tua, tapi masih terlihat segar dan sehat. Oma sudah tidak memiliki ibu dan ke dua kakaknya. Adiknya yang satu menjadi guru dan yang satunya tidak bekerja karena sakit. Anak ke 3 dari 5 bersaudara ini memiliki latar belakang sebagai seorang guru. Oma bersekolah di Frődel Kweek School, karena oma ingin menjadi guru Taman Kanak-kanak (TK). TK PETRA III, TK PETRA IX adalah sekolah TK dimana oma pernah mengajar. Tidak hanya sampai di situ saja, keinginan oma semakin besar, beliau ingin sekali mengajar anak-anak Sekolah Dasar (SD). Tapi keinginannya sempat terhambat karena untuk menjadi guru SD, oma harus bersekolah lagi di SGA (Sekolah Guru Atas). Demi keinginannya tercapai akhirnya oma Juliana bersekolah di SGA sampai lulus. Sekolah-sekolah Dasar tempat dia mengajar dahulu ada Associeatie Lagere School (sekolah Belanda), Bhinneka Bhakti dan SD Dapena. Selama kurang lebih 30 tahun, oma mengabdikan diri sebagai seorang guru di berbagai sekolahan.
Sekitar tahun 2003, oma mulai berjualan kue dan memberi les-lesan bahasa Belanda di rumahnya. Oma berjualan kue karena beliau sudah pensiun sebagai seorang guru. Pertama kali oma berjualan kue di rumahnya, lalu sekitar tahun 2005 beliau berjualan kue di TK dan SD PETRA sampai Sidoarjo, tapi oma hanya berjualan untuk guru-guru saja. Tahun 2006, oma yang memiliki nama panggilan Ans memberi les-lesan kepada anak dari salah satu dosen di Universitas Kristen Petra. Waktu itu, oma memberikan les di Gedung E UK. Petra. Tidak hanya mengajar tapi oma juga membawa kue untuk dijual. Karena banyak mahasiswa dan mahasiswi yang membeli kue-kue itu, maka oma Ans memutuskan untuk berjualan di UK. Petra. Akhirnya mulai tahun 2007, oma berjualan kue di UK. Petra.
Suatu hari ada salah satu mahasiswa UK. Petra yang ingin membeli kue milik oma ini. Mahasiswa ini bertanya “ Oma, panadanya masih ada atau sudah habis? ” dan oma menjawab “ Aduh…panadanya sudah tidak ada ”. Mahasiswa ini sedikit bingung karena sebenarnya kue yang dia cari itu masih ada banyak. Lalu mahasiswa itu bertanya “Oma, ini kue panadanya masih ada banyak, apa oma tidak kelihatan?” kemudian oma menjawab “Oo iya, maaf saya tidak melihatnya”. Dan akhirnya oma itu pun bercerita kepada mahasiswa ini tentang penyakit mata yang dideritanya. Katarak adalah penyakit mata yang biasa diderita oleh orang tua.
Sekitar bulan Mei, mahasiswa ini datang lagi ke oma Ans. Oma pikir dia ingin membeli kue panada lagi, ternyata tidak, mahasiswa ini ingin mengajak beliau ke rumah sakit untuk menjalani operasi katarak. Tapi oma tidak mau karena dahulu oma pernah dibawa ke dokter mata di Jakarta, dokter itu mengatakan bahwa operasi katarak bisa membutuhkan biaya sebesar Rp 8.000.000, 00 jadi, oma takut tidak memiliki biaya sebesar itu. Mahasiswa ini berkata pada oma agar oma tidak perlu takut akan biaya karena operasi mata ini gratis. Adanya pengobatan gratis karena waktu itu memperingati ulang tahun kota Surabaya. Oma Ans meminta waktu beberapa hari kepada mahasiswa ini untuk memikirkannya. Akhirnya tanggal 17 Mei 2008 oma di bawa ke Rumah Sakit Endrapura untuk memeriksa matanya dan ternyata hasilnya adalah kedua mata oma terkena katarak, tapi mata bagian kiri lebih parah daripada yang kanan, bahkan mata yang sebelah kiri hampir buta. Setelah mengetahui hasil itu akhirnya oma memutuskan untuk menjalani operasi itu walaupun dia sedikit merasa takut karena dahulu dokter mata yang ada di Jakarta itu tidak berani mengoperasi matanya karena takut akan terjadi infeksi mata. Sebelum hari H, oma terus berdoa kepada Tuhan agar Tuhan menyertai operasi itu. Tanggal 22 Mei 2008 adalah hari dimana oma dioperasi, operasi itu dilakukan di Rumah Sakit Endrapura. Mahasiswa ini dengan sabar mengantar dan menunggu oma sampai operasi selesai.
Setelah hari itu berlalu, oma merasakan mukjizat dari Tuhan. Mata oma telah sembuh dan dia bisa melihat segala sesuatu dengan baik dan jernih. Oma berkata pada mahasiswa itu “Kamu mungkin malaikat yang dikirim Tuhan untuk menyembuhkan mata oma”. Terakhir oma berkata bahwa kita harus selalu mensyukuri semua hal yang telah terjadi dalam kehidupan kita baik yang baik atau pun yang buruk dan percaya bahwa Tuhan memiliki rencana atas hidup kita anak-anakNya.